Kemarin saya
sudah bercerita mengenai pengalaman test menjadi aslab, sekarang saya akan
bercerita mengenai pengalaman kerjanya yang sudah saya lalui hampir sekitar 2
bulan. Awalnya rasa gugup dan canggung masih sangat berasa ketika mendapat
tugas menjadi tutor, tetapi untuk semakin harinya sudah mulai terbiasa dan
malah saat tugas menjadi tutor menjadi saat-saat tugas yang menyenangkan.
Karena kita jadi dapat melatih diri berbicara didepan orang banyak, membantu
kita dalam belajar bersosialisasi, dan menambah wawasan baru dengan hal-hal
yang baru. Saat menjadi seorang tutor
adakalanya kita harus bersikap tegas agar praktikan tidak membuat gaduh, karena
setiap kelas pastinya memiliki sifat yang berbeda-beda, ada beberapa kelas yang
sangat ribut, ada kelas yang aktif, ada pula kelas yang pasif. Dan untuk
mengemban tugas sebagai tutor kita harus mampu memahami situasi kelas, ketika
kelas gaduh kita harus tegas menghadapinya, ketika kelas aktif kita juga harus
banyak-banyak memberi latihan-latihan, dan ketika kelas pasif maka kita harus
pintar-pintar memberi latihan dengan pemberian nilai bagi yang bisa
menyelesaikannya dan biasanya hal ini akan memancing minat praktikan dalam
mengikuti praktikum.
Saya juga mau
bercerita dari beberapa kelas yang pernah saya tutor, saya sering mendapati
hal-hal lucu yang dibuat oleh para praktikan saya, seperti salah satu kelas
yang saya sebut kelas modus, karena anak-anak mahasiswanya yang mayoritas
laki-laki sering sekali menggoda para asisten atau tutor perempuan, tetapi hal
itu bagi saya cukup menarik karena memberikan nilai lucu tersendiri. Ketika
menghadapi kelas itu saya lebih banyak tersenyum, karena kelucuan mereka.
Dan adapula kelas yang membuat
saya cukup kelas, karena kelakuan praktikannya yang menurut saya kurang sopan
terhadap kaka asisten yang berjaga, apalagi ketika mereka sudah mulai berbicara
dengan nada kurang enak rasanya harus banyak-banyak bersabar menghadapi tingkah
laku praktikan yang bersifat seperti itu.